Hidup di alam kampus menemukan saya dengan teman-teman yang berasal dari negeri yang berlainan. Bergaul dengan mereka kadang kala menyebabkan saya tertarik untuk belajar dan menggunakan dialek mereka terutama dialek Utara dan Pantai Timur. Namun mungkin lidah ini terlampau keras sehinggakan sebutan yang ingin disebut tidak terbentuk dengan betul. Mungkin saya perlu mengambil kelas vokal untuk memantapkan lagi sebutan itu. Walaupun dah hampir tiga tahun bersama-sama namun kadang kala ternganga juga nak paham apa yang kawan-kawan cakapkan. Kalau nak jadi menantu orang negeri-negeri Pantai Timur dan Utara rasa-rasanya memang tak lepas lagila. Kata orang, nanti mak mertua mengutuk pun kita boleh duk senyum-senyum kucing. Tak ke haru masa tu.
Selalu juga saya cuba untuk bercakap dialek Utara dan Pantai Timur namun lain yang ingin dituturkan lain pula bunyinya. Bertutur dialek utara tidak mendatangkan banyak masalah untuk menyebutnya tapi dialek pantai Timur terutama Kelantan sering menimbulkan bunyi yang kurang enak didengar. Kebanyakan alat artikulasinya ialah pada anak tekak atau huruf "Ghin" seperti POGHAH (Comot) dan Tok DENGHIH ( tak berganjak),KORE (kukur kelapa), SOYOK (koyak), CONGEK CAKDONG ( jongkang-jongket). Mungkin melihat ejaannya mudah bagi kita menyebutnya namun kalau tersilap akan menyebabkan ketawa dari teman-teman meletus. Kalau pergi ke kedai yang penjualnya dari Kelantan , dari teringin untuk mempraktikkan dialek Kelantan namun bila melihat kebingungan kakak penjual tu niat dimatikan.. "cakap luar sudah"
No comments:
Post a Comment